Rifertar-'Nggak mikir' seolah menjadi kata-kata andalan Jokowi untuk mengomentari
setiap survei capres yang mengunggulkan namanya. Walaupun kerap kali
diselingi candaan, intinya Jokowi hingga saat ini konsisten mengaku tak
memikirkan capres-capresan. Lalu, ada apa di balik 'Nggak Mikir'-nya
Jokowi?
"Pertama, saya kira ini bentuk kepasrahan Jokowi bahwa tak ada jalan lain untuk bisa mencalonkan diri memang hanya kalau Mega Legowo menyerahkan tiket (capres) kepadanya (Jokowi)," ujar pengamat politik, Arya Fernandes kepada detikcom, Minggu (27/10/2013).
Arya melihat kepasrahan politik Jokowi ini merupakan ekspresi yang wajar dari seorang kader partai politik. Apalagi, hingga saat ini satu-satunya partai yang masuk akal mendukung Jokowi maju di Pemilu 2014 adalah PDIP.
"Agak susah dia mendapat tiket dari partai lain. Karena parpol besar lainnya sudah memiliki capresnya sendiri. Sedangkan partai lainnya terganjal presidential Threshold" lanjutnya.
Kedua, Arya melihat Jokowi juga ingin memberikan kesan kepada publik bahwa dirinya bukan sosok yang ambisius dalam gegap gempita bursa pencapresan yang terjadi saat ini. Langkah ini dinilai sebagai bentuk komunikasi diplomasi politik khas Jokowi.
"Ketika dia mau maju Pilgub Jakarta, dia juga seperti ini. Biar dia tidak terlihat ambisius untuk maju," kata Arya.
Arya kembali mengingatkan bahwa sah-sah saja Jokowi mengambil pilihan untuk bersikap seperti ini. Sebab, pada kenyataannya, sosok Megawati memang masih menjadi tokoh utama dalam PDIP.(detik)
"Pertama, saya kira ini bentuk kepasrahan Jokowi bahwa tak ada jalan lain untuk bisa mencalonkan diri memang hanya kalau Mega Legowo menyerahkan tiket (capres) kepadanya (Jokowi)," ujar pengamat politik, Arya Fernandes kepada detikcom, Minggu (27/10/2013).
Arya melihat kepasrahan politik Jokowi ini merupakan ekspresi yang wajar dari seorang kader partai politik. Apalagi, hingga saat ini satu-satunya partai yang masuk akal mendukung Jokowi maju di Pemilu 2014 adalah PDIP.
"Agak susah dia mendapat tiket dari partai lain. Karena parpol besar lainnya sudah memiliki capresnya sendiri. Sedangkan partai lainnya terganjal presidential Threshold" lanjutnya.
Kedua, Arya melihat Jokowi juga ingin memberikan kesan kepada publik bahwa dirinya bukan sosok yang ambisius dalam gegap gempita bursa pencapresan yang terjadi saat ini. Langkah ini dinilai sebagai bentuk komunikasi diplomasi politik khas Jokowi.
"Ketika dia mau maju Pilgub Jakarta, dia juga seperti ini. Biar dia tidak terlihat ambisius untuk maju," kata Arya.
Arya kembali mengingatkan bahwa sah-sah saja Jokowi mengambil pilihan untuk bersikap seperti ini. Sebab, pada kenyataannya, sosok Megawati memang masih menjadi tokoh utama dalam PDIP.(detik)
No comments: