rifertar- Penjualan kondom di Jombang meningkat tajam pada saat perayaan pergantian tahun. Bahkan ada satu apotek yang kehabisan stok. Sebagian besar, para pembeli masih berusia remaja.
Nanik (25), karyawan Apotek Pelengkap Jombang mengatakan, sejak dua hari terakhir ini tren penjualan kondom cenderung meningkat. Bahkan untuk hari ini stok alat kontrasepsi terbuat dari karet tersebut sudah habis."Penjualan kondom sejak dua hari ini naik," kata Nanik memastikan, Jumat (31/12/2010) malam.
Perempuan berjilbab ini menjelaskan, dalam hari biasa penjualan kondom di Apotek yang berada di Jalan Juanda ini tidak sampai satu boks. Namun pada malam tahun baru Apotek menjual tiga boks kondom.
"Setiap sachet berisi tiga buah kondom. Jadi kalau tiga bok, kita berhasil menjual 225 buah kondom," tambahnya.
Dia menambahkan, para pembeli tersebut mulai dari anak muda hingga orang dewasa. Bahkan ada pula yang masih berstatus pelajar. Hanya saja, Nanik tidak berani memastikan apakah kondom tersebut digunakan untuk perayaan tahun baru. "Mungkin ada yang dijual lagi," kata Nanik.
Biasanya, kata Nanik, bila pelajar yang membeli maka mereka akan berpura-pura menerima SMS. Setelah membaca pesan pendek itulah pelajar tersebut membeli alat kontrasepsi itu. "Biasanya mereka mengaku dititipi oleh seseorang," ujar Nanik lagi.
Kondisi serupa juga terjadi di dua apotek lainnya, yakni Surya Medika. Stok kondom di apotek tersebut juga menipis. Hanya saja, menurut Nanang, pengelola apotek, menipisnya stok itu disebabkan oleh macetnya pasokan dari distributor. "Ini tren setiap akhir tahun. Stok menipis karena pengiriman dari distributor tersendat," kata Nanang.
- inilah.com
Terlepas dari oleh siapa penggunaannya, bukankah Jombang menjadi salah satu daerah santri? Jika demikian, bagaimana dengan daerah lain yang bukan daerah santri?
ReplyDelete