Rifertar-Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan pemerintah Iran semakin meruncing. Di Negeri Paman Sam, isu perang AS-Iran terus berkembang dan menjadi pembicaran para politikus dan analis.
Spekulasi terjadinya perang AS-Iran mengalami pasang surut. Namun beberapa pakar dan politisi menilai perang AS-Iran akan terjadi karena kebutuhan atau karena kecelakaan.
Beberapa suara pihak dari kelompok garis keras menggambarkan Iran sama dengan rezim Saddam Hussein di Irak. Iran dinilai sebagai ancaman mengerikan sehingga perlu mendapat tindakan militer. Beberapa pihak pun memperingatkan AS untuk bersiap berperang dengan Iran.
Seperti diberitakan AFP, Rabu (4/1/2012), John Yoo, salah seorang mantan pejabat di era George W. Bush, menyerukan kepada kandidat presiden dari Partai Republik untuk segera mulai mempersiapkan serangan militer demi menghancurkan program nuklir Iran.
Yoo menulis dalam National Review bahwa masalah nuklir Iran sebagai tantangan yang tidak dapat dihindari. Yoo menambahkan AS memiliki alasan hukum untuk menyerang situs nuklir Iran, mirip
dengan argumen yang sama yang digunakan sebelum invasi AS ke Irak.
"Dalam hal ini, menghancurkan senjata nuklir Iran adalah sebuah kombinasi antara pertahanan diri dan melindungi keamanan internasional," kata Yoo.
Sementara calon Presiden AS dari Partai Republik, Mitt Romney, telah membuat komitmen yang jelas untuk penggunaan kekuatan militer ke Iran jika hal tersebut diperlukan. Romney menjanjikan hal itu, jika ia memenangkan kursi di Gedung Putih.
Senator Lindsey Graham dari Partai republik juga mengatakan tindakan militer harus lebih luas dibanding serangan ke beberapa fasilitas nuklir Iran.
"Kemampuan mereka keterlaluan dan Anda harus melakukan lebih, tidak hanya pada program nuklir rezim ini. Hancurkan angkatan udara mereka, tenggelamkan angkatan laut mereka, dan cari masyarakat di Iran yang ingin menghancurkan rezim ini. Kita perlu pergantian rezin," kata Graham.
"Jika mereka mendapatkan senjata nuklir, dunia akan masuk ke dalam kegelapan," tambahnya.
Beberapa analis yang berlawanan dengan aksi militer mengkhawatirkan AS akan terjebak dalam perang dengan Iran. Karena strategi AS hanya difokuskan pada tekanan dan sanksi, sehingga tidak pernah ada jalan keluar secara diplomatik.
Seperti diketahui, AS dan pihak Barat menuduh Iran mengembangkan nuklir untuk digunakan sebagai senjata. Namun Iran menegaskan program nuklirnya murni untuk tujuan damai.
Lihat Sumber===>
Slider[Style1]
Style2
Style3[OneLeft]
Style3[OneRight]
Style4
Style5
Tagged with: Internasional news
About Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments: