ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Gambar By: Google
Rifertar- MEDAN, Belasan anggota Komunitas Pecinta Musang Sumatera Utara (MORTHS) tampak sumringah ketika Tribun menyambangi mereka, Minggu (15/9) di Cemara Asri Medan. Dengan antusias mereka memperlihatkan berbagai jenis musang yang dipelihara. Sejak diresmikan bulan 8 Januari lalu, kini mereka telah memiliki belasan ekor musang.

"Ada tiga jenis musang yang kami bawa ke sini di antaranya Musang Pandan jenis Arctictis binturong, ciri dari musang ini badannya berwarna hitam dan matanya berwarna hitam. Musang bulan biasa diproduksi untuk kopi luak. Musang Albino, badan putih  matanya coklat," kata Ketua Komunitas Musang Sumatera Utara, Wiliiam, saat ditemui di Kawasan Cemara Asri, Medan, Minggu (15/9). 

Suasana kekeluargaan terlihat dari komunitas ini, sili berganti mereka memegang serta memeluk hewan peliharaan yang mereka rawat ini. Terkadang Wiliam bersama temanya mencium musang Arctictis. 

"Saya selalu merawat Musang sejak baru lahir, yang paling saya sukai kalau musang jantan yang telah dewasa arona pandanya lebih menyengat, dari pada yang betina," ujarnya.

Menurutnya bau yang dikeluarkan dari tubuh musang betul-betul seperti wangi tumbuhan pandan, bau itu semakin menyengat apabila nafsu musang yang telah dewasa memuncak.

"Biasanya ketika nasrat untuk kawinnya tinggi. Musang Jantan selalu berusaha untuk keluar kandang dengan merusak pintu," katanya sembari mencium musang.

Agar tubuh musang tetap hangat, kata William, bagian bawah kandang harus melapis kain. Tidak hanya itu, lanjut dia, fungsi lain kain di dalam kandang untuk menampung kotoran.

"Kotoran yang dikeluarkan musang tergantung makanannya. Kalau dia makan daging, maka kotorannya akan berbau amis, tapi kalau dia makan bubur, kotoran yang dikeluarkan tidak berbau. Namun kalau makan buah-buahan kotoran yang dikeluarkan akan berbau buah," ujarnya.

Komunitas yang beranggotakan 15 orang ini bertujuan untuk melestarikan musang jenis pandan karena saat ini banyak diburu oleh orang. Mengingat umumnya masyarakat menganggap hewan ini sebagai hama yang memakan buah.

"Penyebaran musang di Indonesia sangat unik karena masing-masing wilayah punya khas sendiri. Namun umumnya masyarakat selalu memburu musang karena dianggap perusak tanaman, jadi kami berkeinginan melestarikan musang," katanya.
(tibunmedan)

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Dunia Dalam Berita


Top