ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Rifertar-Sebuah  bangunan klasik bergaya Eropa di tepi Jalan Slamet Riyadi, Solo, tampak berbeda dari bangunan di sekitarnya. Bangunan yang dikelilingi pepohonan rindang tersebut terasa sejuk kendati matahari tengah terik.
Masyarakat Kota Solo, Jawa Tengah, mengenal rumah dinas Wali Kota tersebut bernama Loji Gandrung. Selama beberapa tahun rumah dinas itu ditempati Joko Widodo (Jokowi), saat menjabat Wali Kota Solo. Kini bangunan itu ganti dihuni FX Hadi Rudyatmo, mantan Wakil Wali Kota yang kini menggantikan Jokowi sebagai wali kota.
Rudy, panggilan akrab Hadi Rudyatmo, rupanya cukup paham mengenai sejarah rumah dinasnya. Menurut Rudy, awalnya Loji Gandrung merupakan rumah mewah milik seorang pengusaha perkebunan asal Belanda, Yohanes Agustinus Dezentye, yang dibangun sekitar 1823.
Saat itu Kasunanan Surakarta dipimpin Paku Buwono IV.
Pada saat perayaan khusus dan akhir pekan, Yohanes kerap mengadakan pesta-pesta ala Eropa di rumahnya ini. Selain orang Belanda, sejumlah kerabat Keraton ikut diundang.
Diiringi alunan musik, para tamu biasa berdansa di ruang tengah, hingga akhirnya masyarakat setempat menyebut rumah mewah tersebut sebagai Loji Gandrung. "Dulu, (Loji Gandrung) ini dipakai untuk Londo (Belanda) untuk dansa-dansi. Kalau ada jamuan makam malam di ruangan ini, kalau dansa di ruang yang belakang. Nah, saya tidur di kamar yang ini," kata Rudy sambil menunjuk beberapa ruang termasuk kamar tidurnya.
Selama bertahun-tahun Loji Gandrung diwariskan secara turun-temurun kepada keturunan Yohanes hingga akhirnya Belanda meninggalkan Indonesia. Selanjutnya bangunan dikuasai oleh Jepang.
Setelah masa pendudukan Jepang, Loji Gandrung pernah digunakan sebagai markas militer Brigade V Slamet Riyadi. Saat itu Gubernur Militer dijabat Gatot Soebroto. Maka tak heran, sebuah patung Gatot Soebroto bisa dilihat di halaman depan Loji Gandrung.
Kisah mistis tak lepas dari bangunan tua itu. Terutama terkait sebuah kamar di bagian depan yang tidak pernah dipakai. "Kamar ini namanya kamar Bung Karno, nggak dipergunakan," kata Rudy saat mengantar wartawan masuk ke dalam kamar Bung Karno.
Kamar tidur tersebut dinamakan kamar tidur Bung Karno karena Presiden RI pertama itu beberapa kali pernah menempatinya. "Pak Soekarno ke sini setelah menjadi presiden," ujarnya.
Kamar tersebut berukuran sekitar 4x4 meter persegi. Di dalamnya terdapat kamar mandi, sebuah piano, dan ranjang klasik bercat cokelat. Ada foto besar Presiden RI pertama, Soekarno, terpajang di sisi tembok bagian atas ranjang.
Mendadak tercium bau harum melati. "Wangi kan? Ini wangi bunga melati asli, ini bukan dari pewangi ruangan. Ini memang dari sananya," ungkap Rudy.
Bermula dari wangi yang tak diketahui sumbernya itu, Rudy mulai menceritakan sejumlah kejadian aneh di kamar Bung Karno. Rudy mulai tinggal di Loji Gandrung setelah dilantik menggantikan Jokowi, November 2012 lalu.
Sejak tinggal di rumah besar itu Rudy mengaku beberapa kali tidur di kamar Bung Karno. "Jadi, wali kota yang berani (tidur di kamar Bung Karno) baru saya," akunya.
Para petugas Satpol PP maupun ajudan tak berani masuk ke dalam kamar Bung Karno. Begitu pula Jokowi yang selama hampir dua periode menjadi Wali Kota Solo. "Kalau Pak Jokowi sama sekali nggak berani (tidur di kamar Bung Karno). Beneran, silakan tanyakan sendiri lah kepada dia (Jokowi)," kata Rudy.
Ditemui secara terpisah, Jokowi mengakui dirinya belum pernah menempati kamar Bung Karno selama menjadi Wali Kota Solo dan meninggali Loji Gandrung itu. Namun, ia menjawab secara diplomatis saat ditanya benar tidaknya dirinya takut menempati kamar tersebut.
"Kan di sebelah sini kamar saya, di sebelahnya kamar Bung Karno. Yah sudah, kamarnya sama," kata Jokowi.
Saat tidur di kamar itu, Rudy mengaku sering melihat sepasang sandal jepit di depan pintu kamar mandi bergerak sendiri. Bankan sandal berwarna hijau tersebut bisa berdiri. "Kadang dari luar kamar, saya dengar westafel ini seperti keluar air, padahal tak ada orang," tambahnya.
Bila malam hari tiba, lanjut Rudy, terkadang terdengar bunyi piano sedang dimainkan oleh seseorang. Padahal, lagi-lagi, tidak seorang pun di kamar tersebut.
"Saya santai saja, tidur di mana pun jadi. Aku cuma sendiri tidur di lantai, nggak di kasurnya, itu menghargai beliau (Bung Karno)," katanya. Tak ada ritual khusus yang dilakukan Rudy terhadap kamar Bung Karno yang terbilang angker tersebut. "Saya doa saja," ucapnya. 

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Dunia Dalam Berita


Top