Rifertar-Pasang KB Spiral
Dokter yang satu ini patut dijuluki dokter cabul. Sebab, pasien yang hendak memasang KB Spiral malah dipaksa emut (isap) kemaluannya. Duh!
Dokter yang satu ini patut dijuluki dokter cabul. Sebab, pasien yang hendak memasang KB Spiral malah dipaksa emut (isap) kemaluannya. Duh!
BINJAI, JAM 13.00 WIB
Dokter cabul itu tinggal di Desa Tandam Hilir, Kecamatan Hamparan Perak, Deliserdang, namanya M Iqbal. Sementara yang jadi korbannya, panggil saja namanya, Bintang (30) warga Dusun 2, Desa Tandam Hilir 2, Deliserdang. Ditemui wartawan di rumahnya, Bintang mengaku pelecehan seksual yang dialaminya terjadi, Selasa (10/9) sekira jam 17.00 wib. Ceritanya, sore itu Bintang ditemani anak perempuannya berusia 10 tahun datang ke rumah yang sekaligus sebagai tempat praktek dr M Iqbal. Niatnya, Bintang hendak memasang KB Spiral.
Dokter cabul itu tinggal di Desa Tandam Hilir, Kecamatan Hamparan Perak, Deliserdang, namanya M Iqbal. Sementara yang jadi korbannya, panggil saja namanya, Bintang (30) warga Dusun 2, Desa Tandam Hilir 2, Deliserdang. Ditemui wartawan di rumahnya, Bintang mengaku pelecehan seksual yang dialaminya terjadi, Selasa (10/9) sekira jam 17.00 wib. Ceritanya, sore itu Bintang ditemani anak perempuannya berusia 10 tahun datang ke rumah yang sekaligus sebagai tempat praktek dr M Iqbal. Niatnya, Bintang hendak memasang KB Spiral.
Usai menjelaskan maksud kedatangannya, Bintang pun diarahkan dr Iqbal
untuk berbaring di tempat tidur ruang prakteknya. Anehnya, begitu
Bintang berbaring, dr Iqbal malah membuka celananya dan mengeluarkan
kemaluannya. Disitu, Bintang sudah tak nyaman. “Pas dikeluarkan
kemaluannya, langsung ditariknya kepala saya, dipaksanya saya
mengoralseks kemaluannya itu,” kata Bintang, Minggu (15/9) siang.
Bintang berusaha berontak, bahkan ia sempat teriak minta tolong.
Tapi, karena rumah dokter tersebut sepi, teriakan Bintang tak didengar
warga. “Pas kejadian, rumah dokter itu lagi kosong, anaknya ada dua tapi
lagi tak di rumah, sementara putriku hanya terdiam begitu saya teriak
minta tolong,” sambung Bintang.
Bintang terus berontak, ia berusaha meraih hape di saku celannya.
“Untung saya berhasil mengambil hape dari kantong celana, kemudian
mengancam dokter itu kalau saya akan menghubungi suami, jika tetap
memaksa melakukan oral seks,” katanya.
Ternyata nyali dokter Iqbal ciut, Bintang dan anaknya pun langsung pulang ke rumah. “Pas saya pulang, dokter itu sempat mengancam, katanya kalau saya sampai berani menceritakan apa yang telah dilakukannya, maka saya akan dibunuhnya,” ujar Bintang.
Ternyata nyali dokter Iqbal ciut, Bintang dan anaknya pun langsung pulang ke rumah. “Pas saya pulang, dokter itu sempat mengancam, katanya kalau saya sampai berani menceritakan apa yang telah dilakukannya, maka saya akan dibunuhnya,” ujar Bintang.
Di rumah, Bintang yang masih trauma memilih menceritakan perbuatan
dokter tersebut ke suami dan keluarganya. Jelas Tukiman, suami Bintang
dan keluarganya tak terima, mereka pun melaporkan perbuatan bejat dokter
Iqbal itu ke Mapolsek Binjai, Rabu (11/9) kemarin.
Sayangnya, pengaduan Bintang dan suaminya terkesan tak langsung
ditanggapi pihak kepolisian. Buktinya, meski sudah dilaporkan, hingga
kini dokter Iqbal belum juga ditangkap dan ditahan. “Kita sudah laporkan
dokter itu ke polisi, tapi polisi terkesan lamban menangani pengaduan
kita, buktinya dokter itu belum juga ditangkap sampai sekarang,” kata
Tukimin, suami Bintang.
Karenanya, Bintang dan suaminya berharap, Kapolres Binjai yang baru,
AKBP Marcelino Sampouw turun tangan. “Saya sangat berharap kepada bapak
Kapolres yang baru, agar pengaduan istri saya secepatnya ditindak
lanjuti, agar dokter biadap itu ditangkap,” imbuh Tukimin.
Masih jelas Tukiman, selain berharap dokter biadab itu ditahan oleh
polisi, dirinya bersama keluarga juga berharap Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) mencabut izin praktek dokter M Iqbal serta berharap kepada
Pemerintah Kabupaten deli Serdang untuk memecat dokter M Iqbal dari
status Pegawai Negeri sipil (PNS).
Sementara itu, Kapolsek Binjai, AKP Zakaria Lubis saat dikonfirmasi
mengaku jika pengaduan Bintang masih dalam proses penyelidikan. “Kita
tindak lanjuti pengaduan korban, bahkan dokter yang dilaporkan sudah
kita layangkan surat pemanggilan pertama untuk diambil keterangannya,
tapi dokter itu tidak hadir,” jawab Zakaria sembari mengatakan akan
melayangkan surat pemanggilan kedua, dan jika tetap tak diindahkan,
pihaknya akan menjemput paksa dokter tersebut.
No comments: