Hal itu diungkapkan salah satu pendiri Sutan Bathoegana kepada Tribunnews.com, Minggu (5/2/2012) malam. Pembicaraan selama itu tak menyinggung soal isu soal Ketua Umum Anas Urbaningrum yang belakangan santer disebut terlibat kasus.
"Tidak ada kita membicarakan soal Anas," ujar Sutan. Menurutnya, pembicaraan malam itu menyentil hal umum terkait kondisi partai Demokrat yang delapan bulan belakangan diterpa isu tak sedap karena beberapa kadernya berulah.
Dikatakan Sutan, malam itu sekaligus pertemuan pertama para pendiri yang mengatasnamakan Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat yang sudah dibentuk empat bulan lalu. Ketua Forum adalah Vence Rumangkang.
Karena ada rasa keprihatinan dan empati pendiri, kata Sutan, lalu menghadap SBY. "Kita merasa terpanggil kembali ingin menyampaikan sumbangsih kita yang dulu berjuang berdarah-darah," terang Sutan yang menjabat sebagai Sekjen Forum.
Saat itu, pembicaraan SBY dan pendiri diawali dengan cerita nostalgia berdirinya embrio partai berlambang bintang mercy ini. Seperti bagaimana para pendiri mengkhitbah SBY sebagai icon partai, namun karena ditarik Megawati sebagai Menko Polhukam, ia lebih fokus.
Cerita nostalgia itu mengalir. SBY dan pendiri menerawang masa lalu ketika Demokrat masuk senayan hanya dengan 56 kader, tapi berjalan solid. "Sekarang dengan 148 kader kok kita antara ada dan tiada. Dia sedih dan ada yang salah," cerita Sutan.
Pembicaraan sambung menyambung. Setelah dimukadimahi SBY, Vence bicara. Seterusnya diikuti masukan dari pendiri yang saat itu hadir sembilan orang. Pak Husin Aziz salah satunya ikut menyinggung betapa saat awal berdiri Demokrat hanya memiliki kantor kecil sekira 4x6 meter persegi, begitu yang diingat Sutan.
"Beliau akan jadi pembina dalam forum ini. Dia terharu dalam forum ini karena teman-teman sudah tidak duduk lagi duduk di kepengurusan dan pusat," katanya lagi. Sutan memberi catatan, forum ini di luar struktur DPP Demokrat dan hanya forum silaturahmi.
Setelah kelar bernostalgia di ruangan perpustakaan SBY, yang menurut Sutan tempat bersejarah karena strategi partai sejak kecil dibahas di sini, pembicaraan menjurus serius. Utamanya membicarakan penegakan disiplin kader. Dan stragei mengawal pemerintahan SBY sampai khatam di 2014.
Salah satu usulan Sutan yang disampaikannya saat itu adalah bahwa SBY harus menegakkan reward and punishment (penghargaan dan hukuman) kepada kader partai yang berprestasi dan mbalelo. Karena, jangan sampai dengan kondisi sekarang, partai ditinggalkan konstituennya.
Memang, kata Sutan, masukan dan rekomendasi para pendiri ada yang dipertegas oleh SBY seperti yang disampaikannya lewat media. Sutan mengira, masukan pendiri kemudian direspon SBY dengan sembilan poin. Salah satunya sanksi keras pada kader yang terlibat korupsi.
"Kepada kader yang tersangka itu pasti diberhentikan dari kepengurusan Partai Demokrat. Jangankan tersangka, pelanggaran kode etik kita akan berikan sanksi dan masyarakat akan melihat sanksinya," begitu ujar SBY dalam salah satu poin yang disampaikan ke publik. (*)
No comments: