Rifertar-Pemerintah China mengadakan program pelatihan anjing liar untuk mendampingi orang-orang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki keterbatasan pendengaran di Beijing. Tidak main-main, program ini dijalankan oleh biro keamanan masyarakat Beijing dan mengundang pelatih anjing profesional dari Jepang. "Kami memilih anjing muda karena lebih mudah dilatih. Jenis anjingnya sendiri tidak terlalu penting," kata Wang Yue, pemimpin program ini, seperti diberitakan China Daily, Jumat 17 Februari 2012. Asosiasi Anjing Bantu Dengar Beijing berencana melatih anjing-anjing di penampungan anjing liar di Distrik Changping.
Tidak dijelaskan berapa biaya yang dipatok untuk pelatihan ini. Namun hingga saat ini, sudah 24 penduduk yang tertarik dan mendaftarkan diri untuk mengikuti program ini.
Pertama-tama, peserta akan dilatih bahasa isyarat tangan untuk diajarkan pada anjing sebelum diajari perintah-perintah lain. Setelah 180 hari latihan, anjing-anjing ini diharapkan dapat bereaksi terhadap beberapa jenis suara, seperti ketukan pintu atau suara air mendidih.
Selanjutnya, anjing-anjing ini akan mendampingi kaum lansia atau orang dengan keterbatasan pendengaran selama 30 hari. Mereka akan ditempatkan di rumah pengguna jasa.
Meskipun ide yang baru diterapkan pertama kali di China ini mendapat banyak pujian, namun ternyata ada pula yang skeptis. Salah satunya Wang Liqun, pendiri organisasi penyelamat hewan di Beijing.
"Pelatihan anjing pemandu membutuhkan biaya sedikitnya 200 ribu yuan (Rp285 juta) dan pelatih profesional. Saat ini, China kekurangan pelatih profesional," kata Wang. Selain itu, hanya beberapa jenis anjing saja yang bisa dilatih menjadi anjing pemandu.
Banyak anjing di penampungan yang kondisinya juga tidak layak untuk menjadi anjing pemandu karena tua dan sakit-sakitan. Beberapa yang kondisinya baik malah seringkali "terlewat".
"Kunci manajemen anjing liar sebenarnya hanya ada pada peningkatan kasih sayang pada hewan-hewan ini, bukannya menginvestasikan uang dalam jumlah besar untuk program seperti ini," kata Wang.
Sebelumnya, Negeri Tirai Bambu telah mengadakan pelatihan anjing pemandu orang tuna netra di kota Dalian, provinsi Liaoning.
Sumber...
Tidak dijelaskan berapa biaya yang dipatok untuk pelatihan ini. Namun hingga saat ini, sudah 24 penduduk yang tertarik dan mendaftarkan diri untuk mengikuti program ini.
Pertama-tama, peserta akan dilatih bahasa isyarat tangan untuk diajarkan pada anjing sebelum diajari perintah-perintah lain. Setelah 180 hari latihan, anjing-anjing ini diharapkan dapat bereaksi terhadap beberapa jenis suara, seperti ketukan pintu atau suara air mendidih.
Selanjutnya, anjing-anjing ini akan mendampingi kaum lansia atau orang dengan keterbatasan pendengaran selama 30 hari. Mereka akan ditempatkan di rumah pengguna jasa.
Meskipun ide yang baru diterapkan pertama kali di China ini mendapat banyak pujian, namun ternyata ada pula yang skeptis. Salah satunya Wang Liqun, pendiri organisasi penyelamat hewan di Beijing.
"Pelatihan anjing pemandu membutuhkan biaya sedikitnya 200 ribu yuan (Rp285 juta) dan pelatih profesional. Saat ini, China kekurangan pelatih profesional," kata Wang. Selain itu, hanya beberapa jenis anjing saja yang bisa dilatih menjadi anjing pemandu.
Banyak anjing di penampungan yang kondisinya juga tidak layak untuk menjadi anjing pemandu karena tua dan sakit-sakitan. Beberapa yang kondisinya baik malah seringkali "terlewat".
"Kunci manajemen anjing liar sebenarnya hanya ada pada peningkatan kasih sayang pada hewan-hewan ini, bukannya menginvestasikan uang dalam jumlah besar untuk program seperti ini," kata Wang.
Sebelumnya, Negeri Tirai Bambu telah mengadakan pelatihan anjing pemandu orang tuna netra di kota Dalian, provinsi Liaoning.
Sumber...
No comments: