ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Rifertar- Para penumpang kapal pesiar luks Costa Concordia baru saja duduk untuk makan malam setelah beberapa jam meninggalkan Pelabuhan Civitavercchia dekat Roma. Kapal akan berlayar seminggu menuju Barcelona dan Majorca. Saat itulah ledakan keras menghentikan denting piano dan kapal mulai miring.

"Kami mendengar gemuruh keras, gelas dan piring jatuh dari meja, kapal miring dan lampu mati," kata seorang penumpang bernama Luciano Castro pada Reuters, Minggu (15/1/2012). Peristiwa itu terjadi pada Jumat 14 Januari di lepas pantai Tuscan, Italia, dan hingga hari Minggu upaya pencarian korban masih berlangsung.

"Yang terjadi selanjutnya adalah adegan panik, orang-orang berteriak, berlari di sekitarnya. Di dekat kami ada seorang wanita hamil 5 bulan menangis dan panik," imbuhnya.

Kapal pesiar mewah itu merupakan tempat peristirahatan yang terhampar luas dengan sejumlah spa, layar bioskop, kolam renang, kasino dan diskotek. Kapal itu membawa penumpang mayoritas dari Italia, namun juga banyak orang asing termasuk dari Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol dan Amerika. Banyak di antara mereka orang lanjut usia dan menggunakan kursi roda.

"Situasi sangat panik, orang-orang berlaku bagai binatang. Kami harus menunggu lama di kapal sekoci," kata Patrizia Perilli (47). Situasi menjadi lebih sulit untuk menurunkan sekoci dari perut kapal karena kapal terus miring.

"Saya pikir kami tidak bisa melakukannya. Saya melihat mercusuar, tapi saya tidak bisa berenang sejauh itu. Namun banyak orang yang terjun ke laut. Saya kira di antara mereka ada yang tewas," katanya.

Angel Holgado, 50, seorang gitaris yang tengah manggung saat kapal kandas, mengatakan ia awalnya berhasil masuk sekoci, tetapi memutuskan untuk keluar lagi karena sekoci menjadi penuh sesak sehingga berbahaya.

"Ada kepanikan dan ketakutan yang mengerikan dan aku melompat ke air dan berenang ke pantai," katanya.

Setelah operasi malam hari yang melibatkan helikopter, kapal dan sekoci, tergambar pelabuhan Porto Santo Stefano yang berjajar dengan ambulans dan tenda hijau untuk para korban.

Para penumpang mengatakan mereka hanya mendapat sedikit informasi sedikit atau tidak ada informasi sama sekali, setelah kapal kandas.

"Setelah sekitar 20 menit terdengar pengumuman kapal ada masalah dengan listrik dan mereka mencoba untuk memperbaiki," kata Luciano Castro.

"Kapal terus miring, setelah 15 menit mereka berkata lagi ada masalah dengan listrik, tapi tidak ada yang percaya itu. Tentu saja panik membuat situasi lebih buruk dan anggota kru berjuang untuk menenangkan penumpang paling aktif dan yang paling khawatir," bebernya.

Kapal itu dibangun pada tahun 2004-2005 dengan biaya 450 juta euro di galangan kapal Fincantieri Sestri di Italia.

Hingga kini, jumlah korban tewas dan hilang masih simpang siur. Reuters melaporkan, korban tewas adalah 2 warga Prancis dan seorang kru dari Peru.

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Dunia Dalam Berita


Top