ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Rifertar-Pecinta es krim di Israel harus merelakan salah satu merek favorit mereka, Haagen-Dazs, ditarik dari pasaran. Pasalnya, majelis rabbi di negara tersebut telah memberikan status tidak kosher alias haram bagi semua produk es krim Haagen-Dazs.

Dilansir dari Telegraph, Minggu 15 Januari 2011, status haram dijatuhkan majelis rabbi Israel atau Kashrut pekan lalu. Menurut mereka, susu murni yang digunakan untuk es krim Haagen-Dazs dianggap tidak dapat dikonsumsi oleh warga Yahudi.

Menurut hukum Talmud, susu yang diproduksi oleh non-Yahudi hanya dapat dikonsumsi jika dibuat di bawah pengawasan rabbi. Hal ini untuk memastikan agar susu tersebut tidak berasal dari binatang non-kosher.

Di antara binatang tidak kosher adalah kelinci, unta, hyrax dan babi. Daging dan semua turunan makanan dari binatang-binatang ini terlarang untuk dimakan oleh kaum Yahudi. Kashrut menegaskan bahwa supermarket yang tetap menjual Haagen-Dazs setelah keluarkan peringatan maka dianggap membangkang. "Jika manajemen toko dan cabangnya tetap bersikeras menjual produk tersebut, maka izin kashrut akan dicabut, berdasarkan hukum," tulis pernyataan Kashrut. Izin kashrut adalah semacam pernyataan bahwa toko tersebut kosher atau layak bagi Yahudi.

Warga Israel sebagian besarnya adalah Yahudi taat yang patuh pada hukum Talmud. Dengan peringatan ini dapat dipastikan pemasukan Haagen-Dazs di negara ini menurun drastis. Menurut Telegraph, setiap tahunnya warga Israel menghabiskan 30 juta poundsterling untuk membeli es krim.

Jaringan supermarket terbesar Israel, Shufersal, telah menarik semua produk Haagen-Dazs dari 270 toko mereka. Manajemen Shufersal mengatakan mereka tidak akan lagi menjual produk tersebut di masa depan.

Sumber

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Dunia Dalam Berita


Top