Rifertar-Jakarta, Trauma merupakan cedera atau kerusakan mental
akibat peristiwa traumatis yang terjadi di masa lalu. Tak heran jika
orang-orang yang memiliki trauma, apalagi di masa kecil, akan kesulitan
untuk sembuh dari rasa sakit itu. Sebuah studi pun mengatakan orang yang
punya trauma masa kecil juga cenderung cepat mati.
Secara rinci peneliti mengatakan baik pria maupun wanita yang pernah mengalami kekerasan atau pengalaman negatif di masa kanak-kanak lebih cenderung meninggal dunia sebelum usianya mencapai 50 tahun. Demikian dilansir Daily Mail, Selasa (10/9/2013).
Riset yang digelar oleh French National Institute of Health and Medical Research (INSERM) bekerja sama dengan ESRC International Centre for Lifecourse Studies in Society and Health, University College London ini berupaya membandingkan kematian dini pada lebih dari 15.000 partisipan yang memiliki pengalaman negatif atau kekerasan ketika usianya baru menginjak tujuh, sebelas dan enam belas tahun.
Pengalaman buruk yang dimaksud di antaranya dibesarkan di panti asuhan, diabaikan kedua orang tua, perpisahan orang tua atau memiliki anggota keluarga yang berada dalam penjara.
Dari situ diketahui bagi partisipan wanita, kecenderungan mereka untuk mengalami kematian dini sebelum berusia 50 tahun meningkat seiring dengan jumlah pengalaman traumatis yang mereka alami di masa kanak-kanak. Untuk itu, wanita yang menderita satu pengalaman negatif ketika berusia 16 tahun berisiko 66 persen lebih tinggi untuk meninggal dunia sebelum mencapai usia 50 tahun.
Sedangkan wanita yang mempunyai dua pengalaman traumatis atau lebih saat masih kecil berisiko 80 persen lebih tinggi untuk mengalami kematian dini. Tapi bagi pria yang menderita dua kejadian traumatis atau lebih saat masih kecil hanya berpeluang 57 persen lebih tinggi untuk meninggal dunia sebelum usianya 50 tahun.
Bahkan kaitan antara kekerasan atau pengalama traumatis yang terjadi di masa kecil dengan kematian dini tetap ada meski peneliti telah menyesuaikannya dengan faktor lain seperti tingkat pendidikan, kelas sosial, konsumsi alkohol dan rokoknya serta masalah psikologis yang dialami partisipan di masa dewasa awal.
Peneliti juga mencatat sejumlah penyebab kematian dini erat kaitannya dengan stres mental seperti bunuh diri atau kecanduan alkohol maupun narkoba. Tapi di sisi lain peneliti menduga anak-anak yang menderita stres akut bisa jadi mengalami ketidakseimbangan hormon dan sistem imun yang berdampak terhadap pertumbuhan fisik berikut kondisi kesehatannya.
"Temuan tentang trauma psikologis di masa kecil dan kaitannya dengan kematian ini memberikan dimensi baru terhadap kesehatan publik. Hal ini menunjukkan jika kita ingin meningkatkan kesehatan masyarakat menjadi lebih baik maka kita perlu memulainya dari dukungan terhadap anak-anak yang mengalami trauma di masa lalu," simpul salah satu peneliti, Profesor Mel Bartley.
Secara rinci peneliti mengatakan baik pria maupun wanita yang pernah mengalami kekerasan atau pengalaman negatif di masa kanak-kanak lebih cenderung meninggal dunia sebelum usianya mencapai 50 tahun. Demikian dilansir Daily Mail, Selasa (10/9/2013).
Riset yang digelar oleh French National Institute of Health and Medical Research (INSERM) bekerja sama dengan ESRC International Centre for Lifecourse Studies in Society and Health, University College London ini berupaya membandingkan kematian dini pada lebih dari 15.000 partisipan yang memiliki pengalaman negatif atau kekerasan ketika usianya baru menginjak tujuh, sebelas dan enam belas tahun.
Pengalaman buruk yang dimaksud di antaranya dibesarkan di panti asuhan, diabaikan kedua orang tua, perpisahan orang tua atau memiliki anggota keluarga yang berada dalam penjara.
Dari situ diketahui bagi partisipan wanita, kecenderungan mereka untuk mengalami kematian dini sebelum berusia 50 tahun meningkat seiring dengan jumlah pengalaman traumatis yang mereka alami di masa kanak-kanak. Untuk itu, wanita yang menderita satu pengalaman negatif ketika berusia 16 tahun berisiko 66 persen lebih tinggi untuk meninggal dunia sebelum mencapai usia 50 tahun.
Sedangkan wanita yang mempunyai dua pengalaman traumatis atau lebih saat masih kecil berisiko 80 persen lebih tinggi untuk mengalami kematian dini. Tapi bagi pria yang menderita dua kejadian traumatis atau lebih saat masih kecil hanya berpeluang 57 persen lebih tinggi untuk meninggal dunia sebelum usianya 50 tahun.
Bahkan kaitan antara kekerasan atau pengalama traumatis yang terjadi di masa kecil dengan kematian dini tetap ada meski peneliti telah menyesuaikannya dengan faktor lain seperti tingkat pendidikan, kelas sosial, konsumsi alkohol dan rokoknya serta masalah psikologis yang dialami partisipan di masa dewasa awal.
Peneliti juga mencatat sejumlah penyebab kematian dini erat kaitannya dengan stres mental seperti bunuh diri atau kecanduan alkohol maupun narkoba. Tapi di sisi lain peneliti menduga anak-anak yang menderita stres akut bisa jadi mengalami ketidakseimbangan hormon dan sistem imun yang berdampak terhadap pertumbuhan fisik berikut kondisi kesehatannya.
"Temuan tentang trauma psikologis di masa kecil dan kaitannya dengan kematian ini memberikan dimensi baru terhadap kesehatan publik. Hal ini menunjukkan jika kita ingin meningkatkan kesehatan masyarakat menjadi lebih baik maka kita perlu memulainya dari dukungan terhadap anak-anak yang mengalami trauma di masa lalu," simpul salah satu peneliti, Profesor Mel Bartley.
No comments: